Surat #2
kepada lelaki faj(R)
Heh kamu lelaki Faj(R), apa kabar hari ini? Aku
yakin kamu masih memikirkanku di sela sibukmu. Bolehkah aku lakukan hal yang
sama? Entah untuk alasan apa.
Untuk segala rupa debar yang pernah ada, aku
mengaku pernah ada debar itu ketika aku memikirkan namamu di ruang kosong
otakku. Debar itu ada entah untuk alasan apa.
Sebenarnya apa yang ingin kamu tahu tentangku,
tentang hatiku, isi kepalaku. Kamu selalu berusaha menjebak setiap kalimat yang
kamu lontarkan. Hei aku sendiri tidak tahu jadi jangan menjebakku. Mau tahu apa
kamu? Mungkin kamu sudah tahu.
Lelaki Faj(R), kamu, denganmu aku pandai berbicara,
bercerita semua hal yang membuatku terlihat kekanakan, ups kekanakan, seperti
itukah? Tapi terkadang aku dewasa, dan itu jika aku mau saja. Apa yang tidak
aku ceritakan? Rasanya hampir semua, aahh aku memang sedikit terbuka jika
berbincang denganmu. Bahkan kamu bisa tahu bagaimana hati dan jantung ini
bekerja, jika kamu mau.
Aku sadar, sangat sadar, ada dia, kekasih birumu
lalu biar saja aku tetap menjadi merah, merah yang membaur dengan darahmu. Lalu
aku lupa, lupa atas luka dan nanar yang kamu toreh. Jika aku punya rasa
cemburu, yakinlah aku tidak bisa menyembunyikannya secuilpun, karena hanya
rasaku saja yang bisa aku lawan dan aku sembunyikan di pojok hati.
Bicaralah di tiap malam kita, karena aku tahu debar
dalam jeda malammu ada Dia. Maka sampaikanlah, debar itu tak akan pernah tahu
bagaimana cara berbohong sepertimu, debar itu lugu dan menyampaikannya pada
sang empunya. Debar itu milik para kekasih Tuhan. Sampaikanlah. Aku lugu
menanti harap.
*yangtakberhakcemburu
0 comments:
Posting Komentar