Kamis, 11 Februari 2016

>> Debar yang Pernah Ada

Surat #2
kepada lelaki faj(R)

Heh kamu lelaki Faj(R), apa kabar hari ini? Aku yakin kamu masih memikirkanku di sela sibukmu. Bolehkah aku lakukan hal yang sama? Entah untuk alasan apa.

Untuk segala rupa debar yang pernah ada, aku mengaku pernah ada debar itu ketika aku memikirkan namamu di ruang kosong otakku. Debar itu ada entah untuk alasan apa.

Sebenarnya apa yang ingin kamu tahu tentangku, tentang hatiku, isi kepalaku. Kamu selalu berusaha menjebak setiap kalimat yang kamu lontarkan. Hei aku sendiri tidak tahu jadi jangan menjebakku. Mau tahu apa kamu? Mungkin kamu sudah tahu.

Lelaki Faj(R), kamu, denganmu aku pandai berbicara, bercerita semua hal yang membuatku terlihat kekanakan, ups kekanakan, seperti itukah? Tapi terkadang aku dewasa, dan itu jika aku mau saja. Apa yang tidak aku ceritakan? Rasanya hampir semua, aahh aku memang sedikit terbuka jika berbincang denganmu. Bahkan kamu bisa tahu bagaimana hati dan jantung ini bekerja, jika kamu mau.
Aku sadar, sangat sadar, ada dia, kekasih birumu lalu biar saja aku tetap menjadi merah, merah yang membaur dengan darahmu. Lalu aku lupa, lupa atas luka dan nanar yang kamu toreh. Jika aku punya rasa cemburu, yakinlah aku tidak bisa menyembunyikannya secuilpun, karena hanya rasaku saja yang bisa aku lawan dan aku sembunyikan di pojok hati.

Bicaralah di tiap malam kita, karena aku tahu debar dalam jeda malammu ada Dia. Maka sampaikanlah, debar itu tak akan pernah tahu bagaimana cara berbohong sepertimu, debar itu lugu dan menyampaikannya pada sang empunya. Debar itu milik para kekasih Tuhan. Sampaikanlah. Aku lugu menanti harap.

Hei  lelaki faj(R), jika aku masih merah maka aku tetaplah merah, jangan paksakan aku menjadi birumu. Biarlah debar yang pernah ada aku simpan saja. Jika kamu harus tahu maka kamu telah tahu bahkan ketika mata ini penuh binar karena debar ini. Maka terbangkanlah ke langit, debar yang pernah kita rasa. Hei lelaki faj(R) jika aku jatuh hati, maka aku jatuhkan hati pada lelaki yang tepat, yang selalu menyebut namaNya di awal Faj(R) dan menyebutku dalam tiap tasbih doanya serta menerbangkan tiap debar ke langit.

*yangtakberhakcemburu

0 comments:

Posting Komentar