Hei lelaki Faj(R),
Hari ini hari sabtu, masih saja kamu ke kantor, ini hari libur, duduklah di rumah dan menikmati pagi atau siang bersama keluarga.
Aahh pilihanmu kadang tak habis terfikir di luar kepala, hei kita punya buku "Rumah Tangga" karya Fahd Pahdepi. Maka hari ini ketika kamu di kantor dan aku duduk manis berniat untuk membaca buku ini. Kamu sudah mendahului dengan kalimat "aku belum baca"
Di halaman terdepan ada kalimat luar biasa;
Aku bangun dengan Cinta, kau rawat dengan Doa
Aaahh Jika memang kita berjodoh, memang antara aku dan kamu. Biar Tuhan menjadi pihak ketiga saja, semacam pelengkap yang memberi restu. Begitulah kalimat dari Fahd Pahdepi di salah satu halaman dalam buku Rumah Tangga.
Ada untungnya hari ini kamu duduk manis di kantor, bisa cerita-cerita. Ini perbincangan di luar jam kerja yang sungguh di luar jam kerja. Aah aku bisa berbincang apa saja denganmu, aku merasa kamu bisa menelanjangi setiap kata dan kalimatku. Aku kenapa? Tolong jelaskan, pun ketika semalam aku memimpikanmu. Aakk benarkan kita ini rumit, bicara saja masalah ringan lalu kenapa setiap kalimat kita sangat berat. Tapi aku suka, suka ketika ada aku di sela sibukmu. Ada aku walau jarak menjadi jeda. Aaahh hati, when i say i do maka kita telah menaklukan jarak.
Hei lelaki Faj(R), tak perlu tertawa mengejekku, marahmu tempo hari membuat mataku tak terpejam. Aaah entah untuk alasan apa, dan tetiba pagi kamu hanya sampaikan "sudah jangan dibahas" maka hari ini kita bicarakan itu, lalu kamu tertawa riang, menertawakan rasa takutku malam itu. Aaahh suka sekali kamu, iya karena hari ini kamu sendiri di kantor. Tak ada yang mendengarkan percakapan kita. Kalau ada yang lain pasti kamu tidak berani bertanya aneh-aneh atau menertawakan rasa takutku.
Lelaki Faj(R), jika kamu marah lagi, jangan diam saja, bicara saja, lebih baik kamu bicara tidak hanya diam karena itu lebih menakutkan.
Hei, masihkah nanti kamu memintaku? Menyelipkan namamu. Lalu kenapa aku lupa, bertanya hal kecil, apa makanan kesukaanmu, minuman kesukaanmu, apa warna favoritmu, mana yang lebih kamu suka antara malam atau siang, kenapa kamu suka hujan sama sepertikukah?karena hujan itu romantis. Aahh aku tidak tahu hal kecil kesukaanmu, kamu lupa memberitahuku.
Maka ya, kelak jika ada waktu di luar jam kerja, bicarakanlah hal itu, biar aku tahu semua, jika kelak kamu buatku menangis maka jangan lupa usap pula airmataku. Jangan bicarakan dia karena aku punya rasa cemburu, entah untuk alasan apa. Biar saja Tuhan yang meyakinkanku. Ya di luar jam kerja kita masih begitu akrab.
#yangtidakberhakcemburu
#terbangkandoakita
Hei lelaki Faj(R), tak perlu tertawa mengejekku, marahmu tempo hari membuat mataku tak terpejam. Aaah entah untuk alasan apa, dan tetiba pagi kamu hanya sampaikan "sudah jangan dibahas" maka hari ini kita bicarakan itu, lalu kamu tertawa riang, menertawakan rasa takutku malam itu. Aaahh suka sekali kamu, iya karena hari ini kamu sendiri di kantor. Tak ada yang mendengarkan percakapan kita. Kalau ada yang lain pasti kamu tidak berani bertanya aneh-aneh atau menertawakan rasa takutku.
Lelaki Faj(R), jika kamu marah lagi, jangan diam saja, bicara saja, lebih baik kamu bicara tidak hanya diam karena itu lebih menakutkan.
Hei, masihkah nanti kamu memintaku? Menyelipkan namamu. Lalu kenapa aku lupa, bertanya hal kecil, apa makanan kesukaanmu, minuman kesukaanmu, apa warna favoritmu, mana yang lebih kamu suka antara malam atau siang, kenapa kamu suka hujan sama sepertikukah?karena hujan itu romantis. Aahh aku tidak tahu hal kecil kesukaanmu, kamu lupa memberitahuku.
Maka ya, kelak jika ada waktu di luar jam kerja, bicarakanlah hal itu, biar aku tahu semua, jika kelak kamu buatku menangis maka jangan lupa usap pula airmataku. Jangan bicarakan dia karena aku punya rasa cemburu, entah untuk alasan apa. Biar saja Tuhan yang meyakinkanku. Ya di luar jam kerja kita masih begitu akrab.
#yangtidakberhakcemburu
#terbangkandoakita
0 comments:
Posting Komentar