Salam kenal,
Aku ini sahabat kekasihmu, aku tidak mengenalmu, hanya tahu namamu lewat
dia. Apa kamu masih dengannya? aahhh rasanya itu pertanyaan sederhana
yang menyakitiku.
Kamu kenal dia sejak kapan? apa kamu tahu semua tentangnya? aaahh aku
tidak begitu mengenalnya, hanya tahu beberapa hal saja. Tapi aku tahu,
dia selalu tertawa jika berbincang denganku.
Kamu tahu, kekasihmu itu bahkan bilang "kangen" padaku. Aaahh aku harus bagaimana? Apa aku egois?? Katakanlah? Tapi ketika aku berusaha menghindar selalu ada yang mendekatkan. Apa dia kekasih yang baik? Apa kamu kekasih yang baik? Jika aku meminta dia padamu apa kamu akan berikan? Aaahh sejahat itukah aku?
Dia yang mencoba memberi warna mejikuhibiniu sejak beberapa bulan terakhir ini, bahkan ketika dia memberi warna abu-abu pada kisahku, aku berusaha melupakan, berusaha untuk tak pernah tau, walau pada akhirnya mungkin dia lebih memilihmu.
Hei, jika aku egois maafkanlah aku. Ini rasa seperti apa aku tak tahu. Jika aku tuangkan doa "Tuhan, jangan jauhkan dia, Tapi hilangkan saja rasa ini". Nyatanya aku tak bisa, tidak pernah bisa, maka aku meminta jika kami tertuliskan bersama maka bersamakan dengan cara baik, jika Kami tidak cukup baik untuk bersama maka pisahkan dengan cara baik pula.
Dia tidak pernah bicara sedikitpun Tentangmu, mungkin dia tahu itu akan melukaiku. Tapi aku beberapa kali bertanya tentangmu. Aaah itu sakit rasanya, seperti memegang setangkai mawar, aku mencium harumnya tapi aku pun tertusuk durinya. Jika dia berhenti berjuang untukmu maka aku ingin menunggunya di ujung jalan. Jika dia masih berjuang untukmu maka aku berhenti, tak akan aku berputar arah. Aku relakan.
Dia pernahkah bersikap Manja padamu? Apa dia juga sering mengajakmu bermain hujan. Dia suka hujan, entah karena aku yang sangat suka hujan atau memang dari dulu suka hujan.
Dia sahabatku yang ingin aku menyematkan namanya di namaku dan dia yang bilang kangen Di satu malamnya.
Jika aku terlalu egois maka maafkanlah aku, kita tidak akan pernah tahu dengan siapa kita jatuh cinta, jatuh cinta itu takdir.
Kamu, kekasih sahabatku, jika ada bonus cinta dan patah hati Diantara persahabatan kami Maka maafkanlah kami.
Kamu tahu, kekasihmu itu bahkan bilang "kangen" padaku. Aaahh aku harus bagaimana? Apa aku egois?? Katakanlah? Tapi ketika aku berusaha menghindar selalu ada yang mendekatkan. Apa dia kekasih yang baik? Apa kamu kekasih yang baik? Jika aku meminta dia padamu apa kamu akan berikan? Aaahh sejahat itukah aku?
Dia yang mencoba memberi warna mejikuhibiniu sejak beberapa bulan terakhir ini, bahkan ketika dia memberi warna abu-abu pada kisahku, aku berusaha melupakan, berusaha untuk tak pernah tau, walau pada akhirnya mungkin dia lebih memilihmu.
Hei, jika aku egois maafkanlah aku. Ini rasa seperti apa aku tak tahu. Jika aku tuangkan doa "Tuhan, jangan jauhkan dia, Tapi hilangkan saja rasa ini". Nyatanya aku tak bisa, tidak pernah bisa, maka aku meminta jika kami tertuliskan bersama maka bersamakan dengan cara baik, jika Kami tidak cukup baik untuk bersama maka pisahkan dengan cara baik pula.
Dia tidak pernah bicara sedikitpun Tentangmu, mungkin dia tahu itu akan melukaiku. Tapi aku beberapa kali bertanya tentangmu. Aaah itu sakit rasanya, seperti memegang setangkai mawar, aku mencium harumnya tapi aku pun tertusuk durinya. Jika dia berhenti berjuang untukmu maka aku ingin menunggunya di ujung jalan. Jika dia masih berjuang untukmu maka aku berhenti, tak akan aku berputar arah. Aku relakan.
Dia pernahkah bersikap Manja padamu? Apa dia juga sering mengajakmu bermain hujan. Dia suka hujan, entah karena aku yang sangat suka hujan atau memang dari dulu suka hujan.
Dia sahabatku yang ingin aku menyematkan namanya di namaku dan dia yang bilang kangen Di satu malamnya.
Jika aku terlalu egois maka maafkanlah aku, kita tidak akan pernah tahu dengan siapa kita jatuh cinta, jatuh cinta itu takdir.
Kamu, kekasih sahabatku, jika ada bonus cinta dan patah hati Diantara persahabatan kami Maka maafkanlah kami.
0 comments:
Posting Komentar