“Kamu hamil?”
Rima menunduk, menangis, dia
merasa sangat ketakutan, baru kali itu dia merasa sangat takut setelah beberapa
waktu lalu dia juga mengalami ketakutan karena telah tertanam janin di
rahimnya.
“Siapa yang melakukan?”
Rima diam saja.
“Aku cari Bapak karena ini, aku
mau Bapak yang menikahkan Rima dengan lelaki itu, bukan wali hakim,”
“Memangnya lelaki bodoh itu mau
bertanggungjawab?”
“Mau, dia baik,”
“Baik kok menghamili anak orang? Baik
itu rajin ke masjid bukan menghamili anak orang,”
“Bapak juga tidak baik, tidak
pernah ke masjid,”
“Kamu malu? Kalau malu ngapain
cari Bapakmu ini kesini?”
“Rima nggak malu, Rima mau Bapak
jadi wali Rima,”
“Ibumu yang jalang itu kemana?”
“Tidak tahu,”
“Jadi Ibumu tidak tahu kalau
anaknya hamil?”
Rima menggeleng, matanya berani
menatap.
Bapakmu ini Cuma kondektur bus
mini, gelantungan tiap hari campur debu Jakarta,”
“Rima tidak malu,”
“Kapan?” Bapak setengah baya itu mendongakkan
kepala putrinya, “secepatnya, keburu perutmu besar kemana-mana,”
“Rima siap kapan saja, Rima juga
malu kalau ketahuan,”
“Lelaki itu harus lulus sekolah,
kamu juga, biar nggak sama kayak orangtuanya, punya kerjaan jelas,”
“Bapak nggak kangen sama Ibu?”
“Apa Ibumu kangen sama Bapakmu
ini?”
“Ibu kemana?”
“Ibumu itu udah jadi perempuan
nggak bener,”
“Bapak nggak boleh bilang gitu,”
Memandang miris ke putrinya.
“Sudah berapa bulan perutmu itu? Kalian
tidak berusaha membunuhnya?”
Rima menggeleng.
“Rima mau anak ini, dosa kalau
Rima bunuh bayi ini,”
“Dosa? Itu tahu dosa, pas bikin
apa ingat dosa?”
Rima diam.
“Jangan jadi perempuan nggak
bener, Bapakmu nggak pernah ngajari itu, mungkin Ibumu yang ngajari,”
“Bapak pergi waktu itu setelah
Bapak pukul Ibu dan dua minggu setelahnya Ibu pergi, nenek sakit dan kakek yang
cari uang, sekarang kakek ngayuh becak dan nenek masih jadi buruh cuci,”
“Uang yang bapak kirim?”
“Ada, buat bayar sekolah Rima dan
buku Rima,”
“Baguslah, nggak dipake Ibumu,
pelacur di depan suaminya, Bapakmu ini nggak ngejelekin Ibumu, tapi kenyataan,
ditinggal kerja suami itu jaga diri dan kehormatan bukan tidur dengan lelaki
lain. Bapakmu ini walau tidak sekolah tinggi tapi tahu aturan, Bapak kasih tahu
kamu biar kamu bener,”
“Rima sayang sama Bapak, Rima mau
Bapak jadi wali Rima, maaf Rima bikin malu Bapak, tapi Rima nggak pernah malu
punya Bapak,”
Bapak dan anak itu saling berpelukan.
0 comments:
Posting Komentar