“Bunda... aku dapat??!” sambil menunjukkan rok yang basah.
“Wah putri Bunda sudah besar... Jadi pakai jilbab, donk?? Sesuai janji”
“Iya... bunda...”
“Ya sudah ganti baju dan kamu paham kan apa yang Bunda ajarkan tempo hari”
“Ciieehhh dah gede?? Suit-suit... akhirnya keinginan kamu untuk dapat haid terkabul juga” tiba-tiba Kak Chelsea masuk kamarku.
“Bunda Kak Chelsea nakal!!!” aku teriak kenceng dan Kakakku ngacir sambil ketawa.
***
“Syd... Sydney ini kamu?? Benar-benar Sydney yang aku kenal selama ini??” Aik begitu terpukau melihatku.
“Kenapa?? Cantik, ya?? Jangan bilang jelek!!” tatapanku mengancam.
“Cantik... main, yuk??!!”
“Sydney kamu kok main sama Aik??”
“Seperti biasa, Bunda”
“Tapi kamu sudah...” Bunda tidak melanjutkan kalimatnya “Ya sudah hati-hati saja” aku dan Aik pergi main.
***
“Pagi... ehh aku sudah dapat” aku mengabarkan keadaanku ini pada teman-teman sekolah.
“Dapat apa??” salah satu temanku berkomentar.
“Lotre, ya??” yang lain menyambung.
“Dosa, tahu!!” aku langsung menyahut.
“Terus apa??”
“Datang bulan??”
“Yaaacchhh telat kamu!?? kelas dua SMP baru dapat??”
“Eehh kamu yang terakhir, eh berarti sekarang kamu sudah dewasa”
“Selamat, ya” semua menyalamiku. Memang satu kelas aku yang belum dewasa, teman-teman pada umumnya dapat haid pertama saat kelas satu SMP atau yang dapat haid saat masih SD juga ada. Tapi sekarang aku sudah dewasa, aku senang.
“Sydney... berarti kamu bisa naksir cowok, pacaran, gandengan tangan bahkan ciuman”
“Hhhaaahhh apa sampai segitunya?? Kata Bunda tidak ada pacaran dalam agamaku??” aku penasaran.
***
“Aik... kamu kan sudah gede. Kamu punya pacar, donk??” satu saat aku tanyakan pada Aik tentang kata teman-teman.
“Belum kenapa?? Mau daftar??”
“Hhaahh!!” aku gelengkan kepala “kenapa belum??”
“Kata Bunda tidak boleh pacaran”
“Berarti tidak pernah naksir cewek atau pegangan tangan dan ciuman sama cewek??”
“Aku sering gandeng tangan kamu?? Kamu teman cewek aku yang paling dekat”
“Tapi kalau naksir cewek??”
“Tidak ada yang aku taksir saat ini, tapi aku suka sama kamu”
“Hhhaaaahhhhh yang benar??”
“Iya...” Aik menatapku “Kamu mau aku cium??” Aik mencium keningku.
“Aik????” aku terpejam merasakan perasaannya begitu hangat padaku.
“Tidak akan buat kamu hamil, kok?!! Itu kata Bu Emi, guru Biologi kita?” aku tersenyum saja pada Aik.
***
“Kak, memangnya setelah dewasa kita bisa naksir lawan jenis kita, suka, cinta, pacaran, ciuman??”
“Bisa... tapi kalau tidak punya pegangan iman dan akhlak yang baik bisa kacau”
“Kacau bagaimana, kak??”
“Bisa terlibat dalam hal-hal yang tidak jelas dan salah”
“Misalnya??”
“Hhhmmm apa, ya?? Misal pacaran sampai hamil”
“Hamil??”
“Sudah dijelaskan Bunda, kan??”
“Sudah... di sekolah juga dapat Biologi”
“Bagus... eit... tumben tanya hal itu?? Jangan-jangan kamu naksir cowok??”
“Iiihhh siapa??”
“Hayoooo mengaku saja!!??”
“Tidak!!! Kalau ciuman??”
“Kenapa tanya ciuman??”
“Kata teman-teman di sekolah ciuman itu bisa buat jantung berdebar”
“Emangnya teman kamu sudah pernah?? Naksir cowok saja belum tentu berani”
“Temanku sudah ada yang punya pacar”
“Haaahhh!!!” Kak Chelsea mendekat dan melotot padaku “Anak bau kencur saja berani pacaran?? Terus kamu mau ikutan?? Aku bilangin Bunda nanti!!”
“Tidak!!! Aku cuma tanya”
“Jangan macam-macam!!!”
“Kalau Kak Chelsea pernah naksir cowok??”
“Kalau cowok yang naksir Kakak banyak tapi Kakak tidak mau”
“Kenapa?? Takut sama Ayah dan Bunda??”
“Takut sama Allah, Bunda kan pernah cerita”
“Terus nasib cowok-cowok yang naksir Kak Chelsea??”
“Kakak bilang tidak mau pacaran tapi kalau nikah mau??”
“Hhaaahhh!!! Kak Chelsea mau nikah??”
“Iya... kakak tidak mau pacaran tapi langsung nikah”
“Kak, tahu tidak??”
“Apa??”
“Kemarin aku dicium sama Aik”
“Hhhaaahhhh!!!!” Kak Chelsea melotot.
“Ssssstttttt... tidak sengaja waktu cerita-cerita pacar dan ciuman”
“Kamu??? Kamu biarkan Aik cium kamu??”
“Iya... tapi itu terjadi begitu saja, tidak ada rencana”
“Ciiieeeehhh bagaimana rasanya??? Hayooo seneng, ya??? Jangan-jangan kamu pacaran sama Aik??”
“Tidak... aku dan Aik cuma teman tidak lebih”
“Tapi kok...” Kak Chelsea gelitikin aku “Enak ya ciumannya... pingin nambah?? Deeuuuhhh yang baru gede hadiahnya ciiuman....” kita tertawa bareng di kamar.
“Ahhh Kak Chelsea...”
“Bukan muhrim, lain kali jangan diulangi!! Dosa!! Kamu kan sudah dewasa, pakai jilbab pula, harus jaga kehormatan kamu sendiri!!”
“Iya... itu kan tidak sengaja... tidak sengaja!!” aku menegaskan.
“Tetap saja itu ciuman!! Ciuman!!”
“Maksud kamu apa Chelsea??” Aduuhh kaget Bunda masuk dan mendengar sebagian bercandanya kita.
“Bunda aku...” aku tersangka utama hanya menunduk, walau tanpa barang bukti tapi ada saksi Kak Chelsea yang mendengar cerita langsung dari mulutku.
“Ayah... ini anak kecil sudah berani ciuman” Bunda sepertinya marah sekali.
“Sydney!! Apa benar kata Bunda??”
“Ayah... Aku cuma... begini kemarin tidak sengaja waktu cerita ciuman dan pacaran sama Aik lalu tiba-tiba Aik cium aku tapi dia cium di kening dan tidak akan buat aku hamil” aku jelaskan semuanya dengan kepala tertunduk.
“Hamil?? Sydney, ciuman tidak akan buat kamu hamil tapi itu buat kamu jadi dosa, Aik sudah dewasa dan kamu juga, kalian bukan muhrim yang boleh pegang tangan apalagi ciuman!!” Ayah menjelaskan panjang lebar dan aku hanya tertunduk.
“Sydney... kalau salah dan kalau ngomong sama orangtua tidak boleh nunduk!! Sydney... bukan masalah hamil atau tidak ini masalah kehormatan kamu sebagai perempuan dan kamu masih kecil. Bunda sering menjelaskan semua hal tentang agama dan pergaulan sesuai agama” Bunda tidak pernah semarah saat ini.
“Aku salah, maaf... tidak akan aku ulangi”
“Kamu bukan sekedar janji, kan??”
“Iya... tapi kalau nikah boleh?? Kak Chelsea bilang dia mau nikah”
“Hhhaahhh!!! Ayah... Bunda streess menghadapi anak-anak ini”
“Kamu... itu kan nanti kalau sudah besar...” Kak Chelsea mencubitku.
“Chelsea kamu ngomong begitu sama adik kamu??”
“Dia tanya soal pacaran lagipula aku jelasin lebih baik langsung nikah bukan pacaran”
“Kalian berdua sudah buat Ayah kecewa”
“Bunda sama Ayah hanya punya dua anak dan semuanya perempuan dan kalian tidak tahu betapa kami orangtua selalu khawatir akan tindakan-tindakan kalian yang takutnya di luar batas. Ayah sama Bunda tidak mau kalian terjerumus” Bunda menangis di depan kami.
“Aku tidak akan ngomong macam-macam lagi” janji Kak Chelsea di depan semua.
“Aku juga...” aku dan Kak Chelsea peluk Ayah dan Bunda.
“Sudah sana masuk kamar... tidur, ya??”
Untung tidak dihukum yang aneh-aneh sama Ayah dan Bunda. Tadi aku dan Kak Chelsea sudah ketakutan sekali.
“Eeehhh kenapa kamu mau tidur bareng Kakak??”
“Tidak boleh??”
“Boleh... eehh Aik berani juga cium kamu. Setahu kakak nyium seseorang itu buat kita deg-degan dan gelisah tidak menentu dan Aik berani cium kamu”
“Sampai segitunya mau cium orang?? Susah amat??”
“Ahhh... Ya sudah tidur saja!! Besok kita kesiangan”
“Apa benar, Kak??”
“Sudah!!!” Kak Chelsea melempar bonekanya padaku.
***
“Apa benar cium cowok itu bikin kita deg-degan??”
“Kamu tahu darimana Sydney??”
“Katanya sih begitu...”
“Iya... tapi aku pernah cium pacar aku dan aku malu tapi memang deg-degan”
“Hhhaahhh!!!” aku melotot tidak percaya.
“Kamu belum pernah???” salah satu temanku bertanya dan aku hanya menggeleng saja. Tak kufikirkan hingga jam istirahat.
“Aik... aku nyontek PR Fisika nomer lima, susah sekali”
“Ini... tapi tidak tahu benar apa salah. Susah, sih??”
“Selesai” dengan cepat aku menyalin PR Fisika yang susah itu “Hhhhmmm...”
“Ada apa??”
“Tidak...” aku cium Aik di pipi kirinya “Terimakasih...” Aik kaget dan hanya tersenyum.
“Sydney, Aik!!! Apa yang kalian lakukan??”
“Hhhaaahhh!!!” aku dan Aik hanya saling pandang, seorang guru sudah memergoki kami.
“Ikut ke ruang Kepala Sekolah!!” aku dan Aik hanya pasrah digiring ke ruang Kepsek.
“Nama kalian dan nomer telfon rumah??” Kepsek bertanya seram padaku dan Aik.
“Saya Sydney Amaira Hafidz nomer telfon 08111232341”
“Saya Arya Aikana telfon 0811325673” kami pasrah pasti orangtua kami dipanggil ke sekolah ini memang salahku.
***
Aku di rumah disidang dan pastinya Aik juga sama, orangtua kami kan satu aliran. Heheheee. Tapi aku yakin itu semua demi masa depan kami.
“Tante... Sydney ada??” aku lihat Aik dari jendela ruang tamu.
“Ada...” aku langsung keluar dan Bunda memandangku.
“Aik mengajak mengerjakan PR bareng, kan Sydney besok sudah masuk lagipula di sekolah ada PR” kami dihukum, aku diskors 1 minggu dan Aik lebih beruntung hanya 4 hari. Kesalahanku tercatat lebih berat berani mencium lelaki di kelas.
“Boleh Bunda??” aku pasang wajah memelas.
“Tante... nanti kalau aku sudah besar aku mau nikah sama Sydney”
“Kalian masih kecil fikirkan soal sekolah saja” Bunda tersenyum sepertinya hati Bunda mencair.
“Aik tidak bercanda, Tante”
“Sudah belajar sana!! Daripada fikiran tante berubah”
Aku dan Aik mengerjakan PR dan diawasi sama Bunda di teras depan. Kakakku Chelsea Namira Hafidz yang aku sayang hanya ketawa-ketiwi melihat kami dari ruang tamu.
“Bunda boleh kami ambil mangga??”
“Ya... hati-hati Bunda percaya sama kalian jadi jangan disalahgunakan!! Aik, Tante percaya sama Aik dan orangtua Aik juga tahu kalau Aik dan Sydney berteman”
“Iya Tante... Sydney bagaiman kalau kita balapan???” Aik mengajak berlari.
“Wah curang!!!” Aik lari lebih dulu ternyata.
“Kamu di bawah saja jangan memanjat pohon kan kamu cewek!!”
“Hhaahh tidak asyik!!!”
“Sydney!!! Kamu mau dihukum Bunda lagi?!!! Kamu di bawah saja aku sudah janji jaga kamu!!”
“Memangnya kamu mau menikah sama aku??”
“Iya... aku yakin kalau sudah besar kamu nanti cantik karena sekarang saja kamu sudah cantik”
“Jadi hanya karena aku cantik??”
“Tidak juga tapi karena aku suka sama kamu dan aku rela nunggu kamu”
“Kalau aku tidak cantik??”
“Tidak apa-apa kamu kan gadis pertama yang kasih ciuman pertama buat aku”
“Janji...!!!”
“Iya...”
“Tidak bohongi aku??!!!”
“Iya... pasti... ini janji seorang lelaki kepada gadis imut yang cerewet seperti kamu”
“Aiiiiiiiiiiiiiiikkkkkkkkkkk...” aku melotot ke arah Aik yang berada di atas pohon mangga.
19 January 2007
Senin, 18 Oktober 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar