Rabu, 11 Mei 2016

>> Surga Yang Lain



“Ceraikan saya mas,”
“Tidak, aku masih sangat mencintaimu,”
“Apa kamu mampu? Apa itu bentuk cintamu?”
“In shaa Allah, asal kamu ikhlas,”
“Ikhlasku mungkin di mulut saja, wanita mana yang mampu berbagi cinta dan dunianya?”
“Maafkan aku, sayang,”
“Aku yang minta maaf,”
“Tapi aku mohonkan agar kamu menerimanya menjadi bagian dari dunia kita,”
“Aku bisa apa? Aku tak pernah meminta surga padamu, maka jangan beri aku neraka di dunia ini,”
“Astaghfirullah, aku tak pernah ingin neraka untukmu, aku justru inginkan kita bersama di surgaNya kelak,”
Qautsar menangis di pangkuan istrinya, Dewi pun tak kalah hebat menangis, mencoba mengikhlaskan suaminya yang ingin berbagi ranjang.
“Ini Delia,”
Qautsar benar-benar membawa perempuan lain yang ingin dia nikahi.
“Mas,” Dewi tersenyum getir.
“Dewi,”
“De - li – a,”
Dewi sedikit terkejut karena melihat Delia gagap berbicara dan dia memperagakan beberapa isyarat. Delia seorang tuna rungu, wajahnya cantik dan santun.
“Allahu Akbar, Cobaan apa lagi ini Rabbku”
Dewi membatin dan menangis dalam hati.
“Cinta apa yang kamu punya untuknya, mas?”
“Cinta yang utuh sama seperti yang kupunya untukmu,”
“Kamu menemukan bidadari surgamu, untuk apa aku ada?”
“Subhannallah, bidadariku kamu, dia malaikat, bolehkah aku punya keduanya di sisiku?”
Dewi memeluk suaminya yang duduk di bawahnya. Air matanya berurai.
“Mungkin ini surga yang lain,”
“Kamu yang membuatnya menjadi surga atau neraka,”
“Pergilah, bawa malaikatmu itu, ikhlasku bukan karena semua kekurangannya tetapi karena semua kurangku ada pada lebihnya,”
“Surga yang lain itu nyata,”
“Allahu Akbar,” Dewi menangis semakin erat peluknya.



#30HariBerCeritaPinta
CPPS ini ceritanya alias cerita pendek, pendek sekali menuju 8 Juni 2016, semua bercerita pinta atau ingin ^_^

0 comments:

Posting Komentar