Kamis, 18 Februari 2016

>> Culik Aku ke KUA

Ehem, hei kamu...
Iyaaah kamuuu,
Jangan sampai aku terbawa lamunanmu, apalagi ada dalam mimpimu atau bahkan di tiap apapun yang kamu fikirkan. Aaah artinya kamu ingin aku tinggal, apa begitu?

Siang ini kegilaan apa lagi? Aaahh kita tetap Adam Hawa yang selalu ingin mendekati hal yang Memang dilarang. Syukurlah jarak membuat jeda. Rasa tersirat dalam doa. Eh apakah punya doa yang sama? Aku rasa memang benar kalimat "dekat tak ada arti jika kita tak punya doa yang sama". Maka jarak ini biar membuat lantunan doa, semogalah doa yang sama.

Hei Mr.Faj(R), apa doamu hari ini? Katamu doa untukku tak pernah jelek, selalu ada doa baik. Terimakasih kepadamu, kita tetap Adam Hawa tapi semoga kita tak lalai lalu terusir dari surga.

Dan canda tawa kita menjadi kembang, biarlah semua orang berfikiran apa, apa peduli kita. Kita hanya insan yang tak pernah mau terusir dari negeri para malaikat, surga. Jika kamu ingin aku tetap tinggal maka ada yang harus kamu tunaikan.

Darahku berdesir ketika kamu selalu bilang "jangan kabur lagi..." atau "kalau ke KUA tunggu aku...". Pun ketika kita berbincang kalau mau ada mutasi... Maka inginku pergi "culik aku culik aku".

Hehehe kamu, kita tetap ya manusia biasa, jika aku khilaf kata maka kamu yang mengingatkan. Jika khilaf bersama lalu bagaimana nanti. Culik aku ke KUA dengan caramu sendiri, dengan camput tangan Tuhan tentunya. Dengan genggaman mimpi dan harapan yang tak akan pernah usang.

Jika kita Adam Hawa , aku mau rasa terwujud dalam bentuk bukti bukan hanya ucap saja. Kata Ibu, jika kamu tak menjadi pilihan sekarang kelak kamu akan menjadi pilihan untuk lelaki terbaik. Hei, jadilah baik dan yes culik aku ke KUA ya....

#30harimenulissuratcinta
#19 

0 comments:

Posting Komentar