Senin, 29 Februari 2016

>> 1 dari 1000 Pasukan Bumi itu adalah Ayahku

Ayah,
Banyak kalimat, puisi, sajak, novel, atau bahkan curahan hati, dan surat-surat di #30harimenulisuratcinta ini tercipta untuk Ibu. Kenapa sosok Ayah kadang terlupakan atau dia di nomor sekiankan? padahal jasanya kepada keluarganya juga sangatlah besar.

Ayah,
Yang aku kenal dari sosokmu adalah kamu pejuang, pejuang bagi Ibu, aku dan adik. Dari pagi hingga petang kamu selalu memikul senjata, aku ingat ketika ada alarm apel dadakan di batalyon. Semua pasukan wajib hadir, berlarian, lengkap atau tidak seragamnya itu urusan nanti. yang terpenting harus apel. Jaman masih muram, tak seberapalah gajimu untuk membeli kendaraan, maka kau relakan berjalan bersama kawan lain. Tahun berikutnya bolehlah hasil penyisihan gaji kamu relakan buat membeli sepeda besar dan sepeda kecilku.

Ayah,
Kau melihatku riang dengan sepeda baruku, dan kamu pula ke batalyon tak lagi dengan berjalan kaki. Kisah mana pula yang tak romantis ketika kamu membelikan kami TV baru.

Ayah,
Kisah mana yang tak lebih romantis, ketika kau bertugas di pedalaman daerah konflik. Tak ada telepon dan yang ada hanya surat menyurat. Seromantis itukah kau bersama Ibu saling memberi kabar lewat surat. Terkadang pula saling bertukar foto, hanya bisa mengirim doa-doa panjang agar kau kembali tidak hanya baju saja, tapi kami bisa melihat senyummu.

Ayah,
Mungkin Ibu merindukan memasakkan makanan kesukaanmu ketika kalian berjauhan. Karena yang kami tahu kau makan dengan ransum dan terkadang dapat makanan dari warga. Tak jarang banyak pula yang sakit, malaria, karena di luar Jawa banyak penyakit itu. Akupun rindu, rindu ketika kamu mendongeng ketika aku hendak tidur, atau aku menikmati kopi satu cangkir bersamamu dan kita nonton tv bersama hingga larut. Itu yang dulu selalu aku rindukan ketika aku jauh, bahkan kini setelah aku beranjak dewasa.

Janjiku kelak, aku ingin lelaki di sampingku yang sama sepertimu, tidak menggantikanmu tetapi menjadi lelaki yang ke-3 yang aku cintai setelah Ayah dan adik.  Aku akan mencari dia, pendamping yang aku semogakan pun kau semogakan. Lelaki sepertimu yang mampu berdiri di garis depan bersama ribuan pasukan langit pembela negara. Ya, satu diantara seribu itu adalah kamu, Ayah. Dan aku anakmu, bangga.

Ketjup dan peluk jauh untukmu, Ayah.

#30harimenulissuratcinta
#hari30

0 comments:

Posting Komentar