Sabtu, 30 Mei 2015

>> 3 Tjeret Solo

Biasanya kalau ke Solo itu perlu perencanaan matang tapi kali ini... tiba-tiba ayoo nyolooo, hyaaahhh...
Cuuusss deh pagi itu di hari ke 23 bulan Mei...

Biasanya di jalan bisa bubuk manis tapi kali ini ada cerita, pas di bus menuju Solo ada pengamen masuk dan pas saya posisinya itu berdiri karena bus full nggak ada tempat duduk. Eh si mas senyum aja ke saya, saya ramah sih jadi balas senyum.... aaaiihhh besok-besok nggak usah senyum #disalahartikan aaaakkkk...
Pas udah nyanyi dan selesai ternyata tuh pengamen nyodorin tangannya ke saya, terus dia seneng karena saya nggak mandang status kerjaan, hooaaamppp terserahlah... yang jelas saya dilihatin orang-orang se-bus. Dia cerita tentang keluarga dan kerjaan juga mantan-mantan. Aaaaakkk abis itu dia bilang suka saya, at the first sight... #hadddeeeeuuhhhh. Lalu tanya udah punya calon belum saya, aaihhh tanpa mikir panjang tapi sedikit mikir saya jawab sudah, calon kerja di Solo. Tutup mata karena waktu itu inget lagi bebe an ama temen di Solo, takut kalau ada apa-apa atau di buntuti sampe Solo kan bisa epon dia suruh ngaku jadi calon yang saya maksud #tutupmata #Lagi. Untung dia sadar diri dan bilang maaf udah ganggu dan trimakasih udah kenalan dan dia turun di daerah masuk sragen, okeeellaahh dari dia saya tahu kalo ngamen-ngamen di bus itu ada aturannya, punya daerah alias wilayah kerja masing-masing. 

Mmm jangan mandang orang sebelah mata deh pokoknya, bisa jadi dia membawa pembelajaran buat kita, jeng-jeng.... 

Akhirnya turun di stasiun Solo dan ketemu henk abis itu kita ke Grameddd, aaakkk lama nggak cium hawa Gramed, tempat nongkrong populer di hatiku... eeeyyyaaaa. Beli buku deh "Tidak untuk Dibaca" wkwkwkwk... bukunya ala-ala chicken soup gitu,...
Maunya beli buku Glenn tapi takut jadi galau #Lhaaahh

Dari Gramed naek becak, aaakkk becak-becak an ke PGS nganterin Henk beli-beli buat nyokapnya, pannnasssss, es teh segelas bikin khilaf... dari PGS terus ke Luwes deh nongki-nongki cantik sambil makan siang jelang sore, maem soup jamur.... abis itu liat diskonan dan beli deh satu baju yang syukurnya cuma 50an gitu... #pestadiskon
Jam 5 kita pulang nunggu mba Yas ama Mput, dan mereka datang akhirnya nonton tv ama cerita-cerita, rencana entah kemana, padahal nggak ada helm. Akhirnya kita beli helm deh, second ndaaaa 40k #tutupmata 
Keputusan membawa kita ke 3 tjeret di Ngarsopuro nunggu kursi karena nggak ada yang kosong, weeewww, maklum malming.... musiknya asek-asek, sebenernya warung hik alias angkringan. Kenapa kece karena bentuk cafe yang lengkap ama wifi dan tempatnya yang kozi brrooooo. Dapat tempat duduk setelah beberapa lama dan ambil makan deh eeeehhh minumnya nggak diantar-antar sampai teman gue datang hehee...

Pas lihat bebeh eh "di depan Lin jemput aku" hyaaaahhh saya tolah-toleh jemput dia di depan parkiran kog nggak ada, apa saya lupa tampangnya, mosok mesti memastikan dan ngidupin hapeh liat tampangnya... ^_^ setelah celingukan saya nemu, ketemu ketemu sudah ketemu... hehe... aku tanya dia mau minum apah... maunya kopi item #tepokjidat #semualakiksukakkopi *_*
Kenalin "Yogaaa" aaakkk embuh siapa panggilannya yang pasti saya panggil dia begitu karena dia temen SMA dan dulu nggak kenal sama sekali, blaaasss, tapi pernah lhhaaahh lihat dia dan denger namanya kayaknya yanuar gitu dipanggilnya, hehe... kenal akrabnya ya di sosmed dan yes kita kawan. Katanya lihat aku lari keliling lapangan bola eeehh saya terkenal karena rambut panjang dan imut-imut alias mungil... #karenaitusayaterkenal #aaakkk  saya nggak nyangka saya terkenal karena rambut panjang ... "bokongnya serambut" nek kalimat jaman SMA itu yang paling sering aku denger, eeehheeeehheeee
Nggak garing ngobrol sama Yoga, dan dia juga di bully temen-temen, haha... memang kok kita cewek apa adanya, suka ceplas ceplos dan apa adanya ngobrolnya. Terus kita malah asik foto-foto...
Pas jam 11 an kita pulang deh setelah aseek ngobrol dan poto-poto, dan ini first time deh aku ketemu ama Yoga, makasih kawan sudah mau kopi darat, kawan lama yang dulu nggak kenal sekarang jadi kenal.











Pas pulang ke rumah tanggapannya...
"Tadi pas kamu pesen kopi, dia udah mau pegang hape dan henk ama putri pegang hape, tapi akhirnya aku ngajak ngobrol terus deh kita ngobrol"
Haha... syukur deh mereka nggak garing, senengnyaaaaahhh bisa memadukan kawan... #ketjup
Eh kata temen-temen rumah biru ini "mbak temenmu apa imut semua kayak kamu, jangan-jangan satu sekolah SMA dulu semua mukanya imut masih anak-anak gitu,"
Kalian cocok, kenapa nggak sama dia aja mbak, kalian nanti kalau jalan dikira anak hilang...
Wkkkkwwwkkkk.... lhaahhhh... malah tambah ketawa pas aku cerita kejadian di bus, aaakkk takut malaikat ngamini sama dia wkwkwk padahal just ngusir halus si tukang ngamen.... #maaf #jaga-jaga #gaksemuaniatorangbaik
Ya sudah... sampai pagi gak isooo bubuk, mungkin jam 1an baru bisa bubuk, kalo cewe cewe ngumpul mahhh smua jadi cerita yak...

Paginya ke car free day ketemu pak Jokowi... presiden cin, tapi kagak berasa kalo beliau itu Presiden, udah biasa di Solo sih yak... hehe.. terus abis itu ke PGS lagi, anter temen2 lain belanja, saya nggak belanja, nggak punya duit dan nggak ada barang yang niat dibeli. Jadilah nongki-nongki di Luwes lagi, maksi dan narsis... sampe di tengok sama si tukang masak di foodcourt Luwes haha... dasaaaarrrr anak-anak ini....
Abis itu pulangggggg, aaakkk, karena ada acara masing-masing...


Aaaakk senengnyaaa udah ketemu warga rumah birrruuuu, ketjup ketjup kalian semuaaah,....
Aku akan selalu kangeeennn.... kota Solo jugaaaakkk kangeeeeennnn....
see you next trip.....


Kamis, 28 Mei 2015

>> Cinta Aku Menyerah




                 “Iihh kamu mah ngeselin dari dulu, nggak pernah berubah, selalu begini,” Timur menggerutu sambil memanaskan motornya.
                “Haha kan aku tahu ada kamu jadiiiiii, kamu bisa anterin aku,”
                “Hei kalian mau kemana? Kamu nggak mampir rumah dulu, Al,?”
“Nggak tante, ada kuliah pagi,”
“Terus?”
“Biasa, Mah. Tidur di bus,”
“Ya Allah, ya sudah anterin cepet,”
“Al tahu tante kalau Timtim nggak sekolah jadi deh Al kesini,”
“Iyaa, sudah nanti keburu telat,”
Timur mengantar Aluna ke kampusnya yang tidak jauh dari rumahnya.
Aluna tersenyum mengingat kejadian itu, dia membuka lembaran catatan Timur berikutnya.
“Tarrrraaaaa, aku cantik nggak ini,” mata Aluna mengedip-ngedip ke arah Timur.
“Cantiiiiikk, Alunaaaa, kamu cantik, tante sukaaa,”
“Nggak, biasa saja, kan sudah sering begitu,”
“Aaaakkkk, Timtim, jahaaaatnyaaa, bilang cantik nanti aku traktir,”
“Ogah, palingan Cuma traktir bakso,”
Aluna memamerkan gaya barunya, jilbab manis terpasang dan pake rok dan vest panjang, gayanya alim tapi tidak sepenuhnya menutupi kalau dia tomboy.
Aluna mengingat pertama kali dia memakai hijabnya dan memamerkannya di rumah Timur.
Lembar berikutnya dia membaca jelas tertulis disana.
Ketika itu kali pertama aku melihat kamu menutup rambut indahmu dengan hijabmu, aku tertegun, cantik walau mulutku tak sanggup bilang cantik karena gengsi
Aluna kaget membaca catatan itu, dia jadi berbunga, jadi dia tahu kalau waktu itu Timur bilang dia cantik.
“Al kamu butuh dibakarin ke CD jadi berapa?”
Suara Timur dan derap langkahnya membuat Al gugup dan menutup buku catatan Timur. Rapi dia meletakkan kembali di tempatnya semula.
“Jadi 2 aja, satu aku kirim ke kampus satu lagi kalau memang aku butuhkan,”
“Duduk, nanti Rena juga mau kesini,”
“Aaakk kalian mau pacaran? Idiiihh nggak ngajak-ngajak, aku sama Rezki juga mau kalau diajak,”
“Masih sama dia? Nggak kapok di duakan?”
“Kan dia udah berubah, eeehh Timtim kamu nggak kangen apa sama aku?”
“Kamu yang kangen,”
“Nggak sih, biasa saja, aku balik ke Jogja lagi lhoohh, Bandung Jogja jauuuuuuh,”
“Nih,” Timur memberikan hape ke Al. “Ada alat canggih ini, WA, Bebe, video call, Skype, ada semua,”
“Aaaahhh, oke-oke siap bos, kamu apa kabar kuliahnya?”
“Baik, mau ngikutin jejak anak tomboy ini lulus 3 tahun dan nilai sangat memuaskan,”
“Kalau kangen sama aku jangan cari ke Jogja,”
“Iihhh ogah, jauh,”
____*____

“Kamu nggak apa-apa? Coba lihat!”
“Auuuuuu, kasar banget,”
“Hihhh, kenapa nggak bilang kalau kamu kecelakaan?”
“Ini nggak apa-apa, Cuma memar sedikit, nggak perlu dibesarkan, cowok nahan sakit begini mah biasa,”
Pllaaaakkk
“Auuuu, Aaaall,”
“Katanya nggak apa-apa?” Al menjulurkan lidah ke Tim.
“Kamu jauh-jauh datang ke sini dari Jogja buat aku? Kamu khawatir ya sama aku?”
“Iiihh no, aku sudah di Bandung 4 hari ini, mau urus paspor dan lainnya,”
“Paspor?? Mau kemana memangnya?”
“Lagi ada program setahunan siapa tahu bisa S2 dan syukur-syukur S3, lolos ujian bahasa ini dan kamu tahu nggak? Itu Jepang, kamu kan tahu aku sangat ingin ke Jepang,”
“Nggak mau nunggu aku?”
“Nggak usah, laamaaaa,”
“Iiissshhh, kamu ini,”
“Nanti jangan kangen aku,”
“Nggak akan,”
“Yakiiiin,”
“Peluuukkkk,”
Muka sok  manja Tim akhirnya kena timpuk bantal oleh Al.
“Kalian ini sebenarnya seperti apa hubungannya?”
“Re,” Al kaget dan Tim menatap bingung.
Rena keluar kamar Tim, Tim tidak bisa berbuat apa-apa karena kakinya luka-luka dan sulit jalan.
“Re, tunggu, maksud kamu apa?”
Rena dan Aluna duduk di teras rumah Tim.
“Kalian bukan seperti teman,”
“Pacar?”
“Al, Tim itu suka sama kamu, dia sayang sama kamu,”
“Iya dia sayang kan kita dari kecil sama-sama,”
“Al, denger, Tim bukan hanya anggap kamu teman atau sahabat, tapi lebih, kalian itu lelaki dan perempuan normal, Al normal dan dia sangat nyaman sama kamu,”
“Kita udah kayak kakak adik,”
“Tim nggak pernah anggap kamu kakak, umur nggak bisa menghalangi orang buat jatuh cinta, Tim tahu dia suka sama kamu, sayangnya dia belum sadar betul,”
“Re, kamu salah, kamu ngarang bebas,”
“Al, mungkin kalian punya rasa yang sama tapi kalian takut memberi kejelasan pada perasaan kalian, mungkin karena umur kamu lebih tua atau karena memang kalian menyembunyikannya,”
“Re, kamu salah,”
“Kalian tidak jatuh cinta pada yang lain, tapi kalian saling jatuh cinta,”
Rena pergi dari rumah Timur.
____*____

“Aku harus kasih tahu Al,”
“Tim, udahlah itu urusan mereka,”
“Al nggak bisa digituin, dia itu sahabat aku,”
“Kamu santai saja, aku kirim foto dan kabari Al,”
“Terserah kamu, Tim.”
“Al, kamu kesini sekarang, ada Rezki dan seorang cewek, mereka mesra, aku di tempat biasa sama Rena,”
Beberapa lama Al datang naik mobilnya, dia tenang tidak terburu emosi.
“Hai, Rez,”
“Sayang, kamu ngapain disini? Bukannya?”
“Jogja, jadi kalau aku di Jogja kamu bisa enak main dengan perempuan manapun, pakai meluk pinggang dan pegang tangan?”
“Sayang ini nggak seperti yang kamu kira,”
“Nggak perlu panggil sayang, aku kasih kesempatan kamu dulu buat berubah tapi apa? Kamu sama, aku udah nggak percaya sama Tim tapi kamu mencoba meyakinkan, nyatanya apa? Tim benar, kamu nggak akan bisa berubah,”
“Owh jadi biang keroknya Tim ini?”
“Dia justru baik mau kasih tahu boroknya kamu,”
Rezki menuju hadapan Tim. Tim santai dan siap melakukan apa saja jika sampai Rezki terpancing emosi.
“Tinggalin sahabat aku ini, jangan pernah ada di hadapannya lagi,”
“Kamu sama Al juga kayak orang pacaran, nggak sadar? Jadi kalian nggak perlu berlagak sok suci,”
“Kamu nggak perlu ngalihin pembicaraan, kamu udah nyakitin Al dan aku nggak terima, dari dulu Al udah baik dan selalu berprasangka baik, tapi apa yang dia dapat? Kamu selingkuh terus, dan bodohnya dia masih mau percaya sama kadal kayak kamu,”
“Emang kamu siapa? Atau jangan-jangan kamu suka sama dia?sayang sama dia? Hubungan kalian memang nggak wajar, ingat umur, kamu itu masih bau kencur, sunat aja masih kemarin sore,”
“Memangnya kenapa kalau aku anak kemarin sore? Al nggak pernah mempermasalahkan,”
“Heii, kamu bener suka sama Al?”
“Kalau iya kenapa? Kalau aku suka, sayang lalu cinta atau bahkan aku mau tidur sama dia, kenapa?”
Plaaaakkk
Al menampar Timur, Timur diam dan menatap Al.
“Rasain anak ingusan,”
Plaaaaakkk
Al menampar sekali lagi dan mendarat di pipi Rezki. Al pergi dari sisi dua orang lelaki itu.
“Al, kamu juga suka sama anak ingusan ini? Kalian saling jatuh cinta rupanya?” Rezki menatap nanar Al. Al pergi.
Aluna berhenti di depan perempuan yang bersama Rezki.
“Bilang sama pacar kamu kalau perempuannya ini sudah tidak menganggapnya pacar, kalau dia mau pacaran dengan siapapun silahkan dan bilang juga jangan mengemis lagi untuk kedua kalinya.
Aluna pergi.
____*____

“Assalamualaikum,”
“Waalaikumsalam,” dari seberang terdengar suara Al lirih. “Bindaaaa, kangeeenn, tumben jam segini Binda telepon,”
“Binda juga kangen,”
“Apa kabar Binda dan Pinda?”
“Alhamdulillah, baik,”
“Al kangen mau cepet lulus,”
“Al, ada yang melamar kamu, dia datang ke rumah langsung dengan Ayah Ibunya, Binda harus bilang apa?”
“Siapa Binda? Al belum merasa serius sama  seorang lelaki,”
“Dia serius sama kamu, katanya jatuh cinta pas ketemu kamu di masjid UGM, dia pilot katanya,”
“Masyaa Allah, Al benar-benar lupa, maaf kalau Al sudah buat khilaf lelaki itu,”
“Al, kamu ini, jangan bercanda,”
“Iiihh Binda, Al nggak bercanda, kamu kapan selesai kuliah terus apa enaknya disana? Nggak kangen sama Binda sama Pinda?”
“Kangeeeeennn,”
“Kalau sama pilot ini?”
“Al bener-bener nggak tahu itu siapa? Al saja belum tahu yang mana pilot yang dimaksud Binda,”
“Minggu depan lulus-lulusan kamu Binda datang sama Pinda sekalian ajak si Pilot bagaimana?”
“Terserah Binda, Binda suka nggak dengan anaknya? Kalau Binda suka pasti Al suka,”
“Jangan begitu, yang menjalani kamu nantinya,”
Pembicaraan tentang lamaran kepada Aluna cukup membuat Aluna penasaran.
Pada pertemuan keluarga berikutnya Aluna sudah di Indonesia. Aluna penasaran dengan si pilot yang katanya pernah bertemu dan berbincang dengannya. Dia justru tidak merasa pernah berbincang dengan seorang pilot. Di acara lulus-lusan Al juga si pilot ini nggak jadi datang karena mendadak harus terbang.
“Aluna,”
“Elang,”
Mereka berjabat tangan dan saling senyum sapa.
“Kata Elang kalian bertemu di Masjid,”
“Masjid Ibaraki Osaka Jepang, kita berbincang sedikit waktu itu, saya langsung jatuh hati,”
“Owh, sepertinya juga tidak asing, jadi Mas Elang pilot?”
“Iyah, waktu itu ada penerbangan ke Jepang, lalu saya cari tahu tentang Aluna,”
“Al itu ngotot mau kuliah disana pas sudah S2 eh malah ketagihan mau S3 ya Ayah Ibunya ini sudah tidak bisa apa-apa, kan anaknya sudah disana,” Binda cerita Aluna.
“Kalau El suka terbang, sejak kecil suka dengan langit biru dan awan, eh ternyata jadi pilot, sempat khawatir tapi rizki dan maut urusan Allah,” Mama Elang bercerita sedikit.
“El? Panggilannya El?”
“Iya,”
“Aku, Al,”
“Iya saya tahu, maaf saya cari tahu sendiri dari islamic center Ibaraki dan kampus kamu lalu saya sampai ke rumah kamu ini,”
“Tidak apa,”
“Jadi bagaimana? Lanjut tidak?” Papa Elang berseloroh.
“Kita tetapkan tanggalnya saja,” Mamanya Elang semakin menegaskan, Aluna malu menundukkan pandangan.
Hanya butuh beberapa hari Aluna dan Elang menyiapkan pernikahannya.
Aluna menghampiri rumah yang sudah 3 tahun ini tidak dia ketahui kabarnya. Rumah Timur.
“Tante, Om, Assalamualaikum,”
“Al, kamu kapan pulang ke Indo,”
“Sudah 2 bulan ini, Al juga sudah kerja, dosen muda ini,”
“Iiihhh tambah cantik sekarang, udah mirip orang Jepang,”
“Tante bisa saja,”
“Ini dalam rangka apa? Kasih kejutan ke rumah ini, kangen ya sama Timtim?”
“Apa kabar Timtim?”
“Baik, sepertinya dia juga kangen kamu,”
“Mmm, nggak pernah ngaku sih kalau kangen sama Al,”
“Kamu pulang nggak kabar-kabar,”
“Percepatan pulang, ini,”
“Eh apa ini?”
“Kamu mau menikah? Masyaa Allah kok inisial namanya Al dan El?”
“Iyah, in syaa Allah, datang ya semua,”
“Insyaa Allah, Al nampak bahagia sekali,”
“Alhamdulillah,” Al senyum manja sambil mencomot makanan di meja. “Tim masih dengan Rena?”
“Setahu tante sudah lama nggak sama Rena,”
Al jadi ingat beberapa lama lalu selalu dia tanyakan Rena dan Tim menjawab baik. Ternyata ada yang Tim sembunyikan.
“Tim sayangnya sama kamu kayaknya,”
“Om ini,”
“Jangan digoda calon mantennya,” Mama Tim menengahi. “El ini anak mana? Ayo cerita tentang El,”
“El anak Jogja tapi sudah lama di Jakarta, asli Jawa Ayah dan Ibunya, El itu pilot. Dulu pertama bertemu di Jepang tapi Al nggak sadar dan Al nggak tahu kalau nantinya yang melamar Al ya dia,”
“Al ketemu orang yang baik, Tim selalu cerita tentang Al, semua e-mail yang Al kirim sudah khatam Tim ceritakan, kadang sampai bosan,”
“Oya?”
“Mungkin Tim ingin Al bukan sebagai sahabat atau kakak karena perbedaan umur kalian, Tim sepertinya sayang lebih dari sekedar itu,”
“Tante bisa saja, Tim hanya kangen ke Al bukannya Al lama nggak ketemu Tim, jadi Tim cerita banyak hal tentang Al,”
“Caranya cerita berbeda,”
“Kalau kalian seumur atau Tim lebih tua mungkin kalian bisa sama-sama,”
“Mmm, jadi tante mau kalau Al jadi menantu tante?”
“Siapa yang nggak mau punya menantu Al?” Papa Tim melirik manis ke arah Aluna.
“Nggak jadi mantu tapi udah jadi anak kalian Al senang sekali,”
“Al nggak akan kita bedakan dari anak sendiri, sudah seperti anak perempuan sendiri,”
Aluna tersenyum.
  ____*____
“Al, aku kangen kamu,”
“Aku juga kangen sama kamu, ini El kenalkan,”
“Al kangen aku beda, bukan kayak adik ke kakak atau kangen sebagai sahabat,”
“Tim,” Al kaget dan El juga memandang Al penuh tanya.
“Al, aku nggak tahu kapan aku mulai suka kapan aku mulai nggak bisa lupain wajah kamu, kesukaan kamu, apa yang nggak kamu suka, Al itu terjadi begitu saja, bodohnya aku nggak sadar dan selalu menghindar dari kenyataan tentang hatiku,”
“Tim kamu harus pulang,”
“Al, kalaupun sekarang aku jujur sama kamu bukan berarti aku mau merubah semua keputusan kamu,”
“Keputusan apa? Aku dan El sudah serius dan aku nggak akan merubah apapun,”
“Al,” Elang mencoba meredam emosi Al dengan menggenggam tangannya. Tim melihat itu.
“Al, aku nggak minta apapun, aku hanya mau jujur,”
“Tim, mungkin dulu aku juga punya perasaan yang sama, tapi mungkin itu karena kita sering sama-sama. Ketika aku menjauh aku rasa bukan kamu yang aku mau, aku nggak tahu apapun tentang cinta tapi aku berusaha menjadi manusia baik, Tim aku masih sayang kamu tapi sebagai kakak dan sahabat kamu. Kalau kamu masih mau bercerita apapun aku siap menjadi pendengarmu, El juga sudah tahu tentangmu,”
“Dia baik, kamu menemukan orang baik, baik-baiklah kalian,”
Timur menyerahkan sebuah kotak.
“Ini kado dariku, aku dapat beasiswa ke Australia, dan di hari pernikahan kalian aku nggak bisa datang, Maaf Al,”
“Tim, kamu sengaja?”
“Tidak, aku justru tidak tahu kamu mengantar undangan ke rumah,”
“Tim, apa tidak bisa ditunda sehari untuk kita?”
Aluna memohon dengan tatap mata sendu.
“Jaga Al dengan baik, dia itu kesayangan sejuta umat di kompleks, kalau kamu macam-macam bisa kenapa-kenapa kamu, eh iya jangan lupa sekali-sekali bawa dia terbang menemuiku,” Tim tersenyum menyampaikan pesannya ke Elang. Dia menjabat tangan El dan memeluknya.
Aluna membuka kotak ketika di mobil.
Cinta aku menyerah, menyerah mengakui kalau aku jatuh cinta pada sahabatku pada kakakku pada teman karibku yang sejak kecil selalu melindungiku dan menyayangiku
dan cinta aku benar-benar menyerah dia telah menemukan ½ hatinya dan itu bukan aku...
Aluna tersenyum dan Elang ikut tersenyum.

8 Mei 2015 hingga 28 Mei 2015



Selasa, 19 Mei 2015

>> Story of Mr. "A"

Hoaammppp...
Niatnya sih mau posting Cerpen tapi karena belum dapat middle story nya jadi maen cublak cublak suweng #lhaaahh
Okelah... saya serius tapi nggak serius banget yak...
Udah lama sih kenal makhluk ini pas kenal pertama pas ada pemeriksaan, dia jadi tukang periksa, hehoooo, plaaakkk tukang periksaaaa, dia meriksa aku pas mmmmm #mikir pas kas kecil haha...
okelaaahh...

Pas kenal lagi eh kenalnya by phone lhoh yaaa, hehooo, sejak tahun kemarin berasaaaaa nama itu yang terbayang, hadeeuhhh sampe sumpek bin sumpek..
Kebayang gak? nggak sengaja pas noleh ke belakang ada rumah dokter namanya xx Agung, #sebutmereklaahhh #beeennn #sayamumet. Pas cari hotel ehhhh Agung Mas, pas noleh toko bangunan ada Agung naaahhh kenapa semua yang nggak sengaja saya toleh mengandung itu??? #aaaakkk

Ingat pas kecil kayaknya saya punya dosa ama yang namanya Agung, pas saya mau pindah rumah saya minta maaf ke rumahnya sama teman-teman, eh dia nggak mau keluar... #wwuiiihh sadissss, saya yang sadis karena jodohin orang tapi orangnya gak suka, ataaauuu jangan-jangan dianya suka sama saya #aaiisshhh #plaaakkk

Dan ini kenal nama Agung kog ya tiap awal bulan dikejar-kejar, wooaammppp laporan ini itu kurang ini itu, anu inu, beguni begini, #abstrak. Saya mah gitu orangnya, cerewet dan sana mungkin sadar, haha klo saya agak diam alias nggak bawel sana heran, dan biasanya saya pas lagi sakit, klo sakit jangankan buat mikir laporan mikir jalan pulang aja wooowww.... dan eh eh eh walaupun kenal by phone saya jarang denger dia ketawa, pas pertama denger dia ketawa ngakak pas abis diceramahi ce es nggak tahu diceramahi apa, #hoaammpp Haha hurrayy denger dia ketawa #lhhhaaaahh
Abis itu sering denger dia ketawa krn suka banged bikin kaku hatikuuuhh #halah iyaaalaaahh suka nyebelin suka lempeng lurus, fleeeeett triplek, buat saya cowok nggak ada yang flet, smua pasti bawel bin bikin nyeseeeeekkk.

Pas nulis ini pas abis dibikin nyesek ini, disuruh garap laporan saya dikantor dan diaaaaaahhh pulaaaanggg #aaapppaaahhh statusnya saya langsung kejaaammm beeeennn, semoga seharian gak direcokin dia. Awas aja, #hyuuhh #fyuuuhh #hoshhosh saya maraaaahhh

Aaaakkkk kenapa harus berhubungan sama pusat lewat diaaahh, ganti orang pliiisss, sama orangnya juga gpp tapi jangan yang pleeettt, katae temen saya, saya agak begajulan alias yaaa ceplosan lhhaaahhh nanti suamik cocoknya yang adem kalem, hahaaaa, aseeekk aseeekk suamik saya nggak nakal berarti, dia kaleeeemmm, nanti saya bikin dia nggak thinker deh, bikin dia up and down, bikin dia aseeeekk ala dek nda, Aaaakkk suamik, Aamiin. As soon, mintak sungguh-sungguh sama Allah, sekarang kog mintanya sekedarnya, udah gedhe mau sungguh-sungguh deh, hheehhee

eh lhaaahh saya mau cerita disini juga deh, mmm lupain mas Agung yang serba agung dimanapun mata saya menatap pake buku juga ada tulisan Agung pustaka #lemparbukunya

Kemarin nenek meninggal pas tanggal 3 Mei 2015, Ibunya Bapak, kata Budhe sama Bulik-bulik Bapak nangis, baru kali itu mereka melihat Bapak nangis, Bapak walaupun keras tapi sayang banged sama simbah, iiihhh inged simbah dulu kelonin aku pas aku masih kecil, soalnya mudiknya setahun sekali kalau nggak ya pas musim sekolah libur panjang banget. Sekarang kalau ke rumah simbah udah nggak ada simbah, semoga khusnul khotimah, aamiin. Kemarin pas ke makam pada tanya makamnya mbah kakung, saya belum pernah lihat muka mbah kung lhoh, karena meninggal pas Bapak masih SMP, saya baru tahu kemarin, baru tanya.
Cerita senengnya, Bapak sama Ibu itu saling tahu ya pas Bapak SMP, beliau temen sekolah Masnya Ibu alias pak dhe saya. Suka maen bareng bahkan pas Bapaknya Bapak alias mbah kung sakit dan meninggal ya Ibu tahu wong ya RS di depan rumah, tapi waktu itu Bapak sama Ibu belum saling kenal, masih kecil brrooooooo. Eh pas kenalnya pas abis SMA dan lebaran di kenalin ke rumah, ecieecieeeee dikenalin sama Bapak dan abis lulus diajak nikah eeeiittt tanpa pacaran lhoh #keeeereeeeeennnnnn #proudofBoth. Kata siapa nikah pake pacaran ngejamin awet? saya mah percaya kalo nama si A dan si B ditakdirkan dan ketulis di lauhulmahfuz ya nggak akan terpisah. Eeeiitt ceritanya nih abis lulus Ibu mau kuliah dan ambil profesi guru, jaman itu gampang coy, aaakkk saya tahu saya pinter dari Ibu dan Bapak saya #hehe #plllaaaakkk. Pada nggak ngebolehin nih anak gadisnya kuliah  dan Ibu pake ada adegan minggat ke rumah Budhe di Ajibarang. Aaakkk untung calon bokap gueh baeeekkk, jadi cariin Ibu sampe kemana mana, aaaakkk baeknyaaaaa.... abis itu di nikah aja deh, hihi, mungkin tahu yaaa Ibu itu adek dari sahabatnya hehe... #gitutuh Dan gaji bapak masih 5.000 rupiah waktu jaman itu, mmm udah dapat apa aja deh jaman itu, pangkatnya masih rendah, jadi gaji segitu di syukuri.

Aaaakkk manissssnyaaa cerita non pacaran emak babe gueh, eh eh harapannya sih saya mau yang just kenal biasa trus abis itu dinikahin haha gak pake pacaran, nawaitu nya baik jadi In syaa Allah dikasih jalan baik. Aamiin. Walau tak selamanya jalan mulus alias ada pertengkaran tapi kalo udah niat mah soft aja deh cara ngatasin masalahnya.

Jadi jadi jadi nggak melulu pacaran ampe 5 atau 10 tahun bakal melaju melenggang goalnya ke kawinan ada yang baru kenal sehari pas udah pas mantap langsung deh ke bapak penghulu... #kode #YaAllah #DekNdamintaksuamik

Hyaaahhh ceritanya jadi mawut ala nasgor hihi, dari Mr.A halahhhhemmm Agung #jitak #panah #ajakgelud sampe cerita emak babe gueh... tapi...

Lanjut Cerpen besok yak... ^_^ aamiin #LamaGakNulisCerita