Sabtu, 18 Juni 2011

" Surat Kepada Sahabat "

"Apa kamu sedang lara kawan?"

Kalimat itu ingin aku tanyakan kepadamu, tapi lidahku kelu sebelum kata itu terucap justru karena dirimupun tak memberi kesempatan kepadaku untuk bicara.
Ada apa denganmu kawan? hingga tak lagi ada sapa untukku, tak lagi ada senyum biruuuumu padaku??
Ada asin garam di bibirku dari kedua mataku, kurasa berat ada kawan baikku sedang merasa "kalut" dan dia mendiamkanku tanpa kata yang pasti...

Kawan, aku tak mengharap apapun...
ketika mimpi tak sesuai kenyataan, siapa yang harus disalahkan? tak ada kawan, kecuali diri kita sendiri, karena kita yang memulai...

Ketika kamu membaca surat ini, pasti atau mungkin kamu telah tersenyum (ahh itu yang sangat aku harapkan, kawan) atau kamu telah membuang aku dan semua tentangku...
ada kata yang aku ingin ucap selain kalimat tadi... tapi lebih aku tak sanggup karena aku adalah kawan dan sedang lara... dan kamupun sedang lara...
Apa tak kamu rasakan? betapa sakit tersiksa rasa bersalah yang luar biasa tanpa tahu kesalahan.
Ahh... cinta tak berpihak pada apapun di sekitar kita, sebagai kawan cintapun tak lagi ada, usang sudah...

Kawan, jiwaku ikut menghilang bersamamu...
ketika kamu memutuskan tak lagi ada aku...
kupilih diam karena hanya itu yang aku bisa lakukan
aku sudah tersudut
ketika dunia tak lagi berpihak padaku pun kamupun tidak...

Kawan, tak kuharap apapun darimu...
hanya kata "maaf" dari kata "maaf" ku
kelak kamu akan tahu betapa lebih baik hati ketika ada kata "maaf"
kawan, bukan cinta seperti di fikiran setiap orang di luar sana tapi lebih pada cinta yang tulus sebagai kawan...

kelak ceritakanlah, akan aku dengar semua kisah hatimu
pun laramu... seperti dulu kita bisa berbagi hati kita, bukan atas nama cinta merah jambu, tapi cinta yang putih antara sahabat...
beri harapan aku walau hanya secuil saja, seujung kuku bahwa kelak kamu akan menjadi sahabat baikku, kawan..


0 comments:

Posting Komentar