Senin, 31 Mei 2010

Negarawan penuh cinta

-- Negarawan Penuh Cinta --

Kali ini bicara cinta lagi…
Tak pernah ada habisnya bicara cinta di bumi, hingga akhir zaman pun cinta tetap ada…



Bicara bulan Mei adalah bicara sejarah
Banyak yang terjadi di bulan Mei khususnya bagi Bangsa Indonesia
Tengoklah ke belakang ± 18 tahun lalu ada peristiwa Trisakti dan Semanggi. Para mahasiswa berorasi dan berteriak “memperjuangkan nasib rakyat” itu yang dielukan…
Dan ada yang mengalah walau tak sepenuhnya kalah, ada yang jadi pahlawan walau sebenarnya korban. Ada yang benar-benar kalah. Tercatat 5 pahlawan Reformasi pada masa itu dan ratusan orang hilang entah, menjadi tragedy kemanusiaan yang tak ada kabar berita hingga kini. Dan 21 Mei 1998 Presiden RI ke 2 yang telah menjabat 32 tahun harus mundur atau lebih tepatnya dipaksa mundur. Di dalamnya ada cinta, cinta seorang Negarawan yang tak ingin ada krisis kepercayaan dalam bangsanya, saling tak percaya. Cinta seorang kaum terpelajar yang ingin memperjuangkan nasib rakyat kecil. Cinta rakyatnya pada bangsa dan Negara juga aparatnya.

Kisah lain adalah 2 Mei, hari pendidikan Nasional. Apa yang terjadi?? Pendidikan makin timpang karena proses otonomi. Menyebabkan “Wajib Sekolah 9 tahun” tak bisa berjalan karena biaya yang mahal (sangat). Anak-anak berprestasi tak lagi bisa sekolah, beasiswa yang dicanangkan kadang hanya teori saja. Padahal bangsa besar dapat dilihat dari kualitas rakyatnya… ya sudahlah. Banyak juga yang tidak lulus dan harus mengulang karena aturan nilai yang tinggi dan tak disesuaikan kemampuan daerah dan siswa didiknya. Itu mungkin PR… api sungguh ada cinta di dalamnya, cinta orangtua yang ingin anaknya lebih baik dari mereka secara kualitas pendidikan dan kehidupan. Ada cinta guru kepada murid yang ingin terbaik buat anak didiknya karena itulah nilai guru, kegagalan murid adalah kegagalan bagi guru.

Kisah lain, bulan Mei pada hari 20, Kebangkitan Nasional. Kalau tidak salah sih kebangkitan ini diawali dari oganisasi-organisasi pemuda jaman dahulu kala pas memperjuangkan kemerdekaan… berdirinya Budi Utomo dan kawan-kawannya. Hmmm maaf jika salah… ada cinta para pemuda tentang perdamaian dunia dan mengharap Indonesia jadi bagian di dalamnya.

Kisah kecil lainnya, 1 Mei, dunia Internasional kenal dengan May Day. Hari Buruh Internasional. Bagaimana seorang buruh memperjuangkan kehidupannya demi keluarga. Ada cinta ayah kepada anaknya, ada cinta Ibu kepada anaknya, ada cinta anak pada orangtuanya, ada cinta istri kepada suami atau sebaliknya.

Kisah lain di Mei tahun 2010, meninggalnya sosok Mama Lauren ikon dunia metafisika, Gesang sang Musisi Keroncong. Kekalahan Thomas dan Uber Indonesia…ada cinta di dalamnya…di hampir akhir bulan Mei 22, 2010. pukul 17:35 berpulang seorang Istri Negarawan, Ibu Negara ketiga RI, pelita bagi seorang suaminya dialah Ainun Habibie.
Lahir pada Agustus 1967 di sebuah kota kecil Semarang dengan nama HASRI AINUN Besari begitu sang Ayah Muhammad Besari menamai putri kecilnya itu. Hasri Ainun yang memiliki arti MATA YANG INDAH. Di kenal sebagai perempuan supel, dermawan dan lembut hati bagi siapapun yang ditemuinya, dia tumbuh menjadi gadis yang cantik dan pintar.
Bertemu dan berteman dengan seorang BURHANUDIN JUSUF HABIBIE di kala usianya menginjak 12. Menjadi senior di sekolahnya, seorang BJ Habibie hanya menganggap teman.
Ketika duduk di bangku SMA seorang Ibu Ainun menjadi pujaan tiap laki-laki di sekolahnya tak terkecuali Habibie. Mata yang indah dan tutur lembutnya menjadi sorotan setiap teman-temannya di sekolah. Tak ada kata cinta saat itu dari seorang Habibie, dia hanya mengagumi gadis itu saja.
Mereka terpisah, karena Bapak Habibie harus sekolah ke luar negeri. Dan Ibu Ainun meretas mimpinya menjadi dokter di Universitas Indonesia. Setelah itu tahun 1961 selesai kuliah, Bapak Habibie mengikuti Ainun yang bekerja di RSCM Jakarta. Saat melihat Ibu Ainun, Bapak Habibie berkata dan merasa bahwa inilah jodohnya. Hasri Ainun Besari. Cinta dalam diamnya tak menyurutkan langkah dan mematikan rasa yang sudah ada sejak lama.
Pada tahun 1962, 12 Mei. Bapak Habibie melamar dan menikahi Ibu Ainun. Memberinya 2 orang anak, Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie. Si Item Gula Jawa panggilan sayang Habibie kepada istrinya terkadang membuat anak-anak dan orang-orang di sekitarnya merasa cemburu melihat kedekatan dan kemesraan mereka. Sikap manja seorang suami yang lazimnya pun tak membuat Ibu Ainun mengeluh. Ketika Bapak Habibie selalu disiapkan pakaian dan sepatu oleh Ibu Ainun. Bahkan ketika Ibu Ainun tak menyiapkan sepatunya, pernah suatu kali Habibie memakai sepatu yang berbeda pada kedua kakinya.
Janji sehidup semati disematkan dalam ikatan ijab di depan penghulu membuat keduanya tak terpisahkan. Pun ketika Bapak Habibie harus menjadi seorang Menteri Riset dan Teknologi pada Masa Presiden Soeharto, Ibu Ainun dengan rela menemani tiap langkah suaminya ke manapun. Dan puncaknya ketika Bapak Habibie harus menjadi negarawan menggantikan Presiden Soeharto yang mundur ketika 1998. Dalam keadaan bangsa penuh ketegangan, keduanya berjalan beriring, sebagai istri yang siap melayani suaminya dan menjadi ibu negara. Menjadi Ibu negara tersingkat yaitu selama 17 bulan tak membuatnya surut untuk berkarya. 2 bintang jasa disematkan untuknya dan berbagai yayasan telah dia dirikan, ORBIT dan bank Mata.
Kini karena sakitnya, dia telah pergi untuk selamanya. Ainun Habibie meninggalkan belahan jiwanya dan kekasih hatinya. Sakit yang diderita Ainun tak pernah membuat cinta seorang Habibie lekang. Ketika di Jerman, Habibie selalu menemani Ainun, bahkan ada janji, tak akan keluar dari Rumah Sakit tanpa Ainun dan apapun yang terjadi dia tetap di samping Ainun. Cinta sang negarawan kepada istrinya sangat dalam. Ada cerita di RS ketika Habibie harus istirahat dan dia berpamitan kepada Ainun, hanya tatap mata Ainun mengiyakan tanpa suara sambil berkata “iya pergilah karena kamu juga tidak boleh sakit” mungkin itu yang ingin diucapkan Ibu Ainun kala itu. Akhirnya Ibu Ainun tak lagi bisa melawan sakitnya, dia menyerah. Sabtu 22 Mei 2010 pukul 17:35, Ainun sang Ibu Negara Ketiga menghembuskan nafasnya setelah 12 kali menjalani operasi. Fisiknya tak lagi kuat. Dan B.J Habibie keluar dari RS dengan istrinya sekalipun hanya jenazahnya.
Pukul 5:00 Selasa 25 mei 2010, jenazah Ibu Ainun tiba di Jakarta, setelah ±12 jam di pesawat. Ada janji Bapak Habibie bahwa apapun yang terjadi dia ingin satu atap bersama Ainun sang istri. Ketika perjalanan ke Jakarta, Bapak Habibie mengelus peti dan berdoa untuk istrinya. Bahkan ketika turun dari pesawat di Jakarta, Bapak Habibie ingin turun yang terakhir dan menemani sang istri dan tidak ingin berada di mobil berbeda dengan peti jenazah Ainun. Sungguh indah cinta mereka, semua mengaguminya. Bapak Habibie berusaha tegar saat pemakaman, tapi setegar apapun dia tetap menangis ketika menyadari Ibu Ainun benar-benar pergi saat acara tabur bunga. Dia menangis kehilangan belahan jiwanya dan kekasihnya. Bukan karena Ainun Habibie seorang Ibu Negara ketiga ketika dia terpilih dimakamkan di TMP Kalibata tapi karena dia pahlawan bagi ribuan siswa tak mampu yang telah diperjuangkannya mendapat beasiswa dan ratusan orang tuna netra yang mendapat donor dari bank mata. Dia pahlawan dan teladan bagi banyak orang.

Hmmm patut kita renungkan ketika banyak sekali perceraian terjadi tetapi ada kisah cinta yang tulus karena ALLAH, janji saat menikah atas nama ALLAH.
Seorang istri yang penuh cinta dan bakti kepada suami. Obrolan dan candaan kecil yang menambah keromantisan keduanya tak akan pernah terlupa oleh sosok B.J Habibie.
BENAR KIRANYA DIBALIK LELAKI HEBAT ADA PEREMPUAN HEBAT PULA DI BELAKANGNYA….

Kiranya perempuan menjadi seperti sosok Ainun Habibie, yang penuh keikhlasan, bakti dan cinta berjuang bersama suami.
“MENIKAH ADALAH BERHENTI UNTUK MEMBANDINGKAN…” itu nasihat seorang Ayah (A. Rais) kepada putra-putrinya yang telah menikah.
Semua kisah ini adalah kisah cinta… ketika bapak B.J HABIBIE berkata “AINUN TERLAHIR UNTUK SAYA DAN SAYA TERLAHIR UNTUK AINUN” betapa kita tahu sebesar apa cinta keduanya.
Kelak mereka akan duduk di singgasana cinta di surga…keduanya sebagai suami istri juga…

Selesai…itu yang aku rangkai…kisah cinta Mei…mengharu biru. Kelak inginku menjadi istri penuh bakti cinta pada khalifahkuJ dan mungkin semua perempuan di bumi ini akan iri kepada Ibu Ainun yang memiliki suami seorang B.J Habibie yang pintar, baik, lembut dan kuat menghadapi semua kegelisahan hatinya, serta setia hingga akhir hayat istrinya. Dan seorang kawan berkata “itu juga terjadi pada orangtua kita tapi mereka tak berkata dan menunjukkannya dihadapan anak-anaknya dan tidak terekspose kamera dan diceritakan detil” ketika aku mengiriminya pesan semoga aku beruntung memiliki suami seperti seorang B.J Habibie. Hehehe…Amin. Koor dari semua teman dan penghuni Langit…

Tanpa maksud apapun kisah ini ditulis dari berbagai sumber. Terimakasih…

0 comments:

Posting Komentar